Selasa, 11 Januari 2011

Surat Kecil Untuk Tuhan

Sebuah buku yang mampu membuat kita menangis adalah Al-Qur'an. Namun, tak dapat kita pungkiri jika ada beberapa buku lain yang mampu membuat kita menangis karena iba akan apa yang kita baca. Kalo ane boleh jujur, jarang sekali ada buku yang bikin ane sampe menangis mewek, dan buku yang sukses membuat ane mewek adalah novel berdasarkan kisah nyata, berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan.
Tuhan...
Andai aku bisa kembali
aku tidak ingin ada hal yang sama terjadi padaku, terjadi pada siapapun
Tuhan...
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan...
Bolehkah aku memohon satu hak kecil untuk-Mu
Biarkan aku tetap melihat bulan dan bintang
Tuhan...
Bolehkah aku...
Hidup untuk waktu yang lama
Tuhan...
Bolehkan aku...
Tersenyum untuk waktu yang lebih lama
Agar tidak ada lagi air mata dalam hidupku...
Tuhan...
Bolehkan aku menjadi dewasa seperti burung yang terbang sebebasnya di langit
Tuhan...
Bolehkah engkau tidak pisahkan aku dari ayah dan teman-teman yang aku sayangi
Tuhan...
Surat kecilku ini
Adalah permintaan terakhirku
Andai aku bisa kembali...

Itulah untaian kata yang tertera dalam surat kecilnya kepada Tuhan. Agnes Davonar, yang lebih dikenal sebagai cerpenis online mendapat kesempatan untuk menuangkan kisah nyata gadis kecil ini dalam sebentuk karya sastra.
Dialah Gitta Sassa Wanda Cantika, kita mengenalnya sebagai mantan artis cilik era 1998. gadis kecil inilah tokoh utama dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan yang divonis menderita kanker ganas dan diprediksi hidupnya hanya tinggal 5 hari lagi. 

Di usianya yang baru menginjak 13 tahun, sebuah kanker ganas yang langka mnyerangnya dan nyaris membuat wajahnya menjadi tampak seperti monster. 
Dokter yang memeriksanya memvonis gitta ..... dia akan mati dalam waktu 5 hari bila tidak melakukan operasi. 
Orang tuanya berat mengambil keputusan, bagaimanapun juga sebagai orang tuanya, mereka tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus hilang karena operasi. 

Kasus kanker ganas yang diidap oleh Gitta menjadi kasus pertama yang terjadi di Indonesia dan menjadi sebuah perdebatan di kalangan kedokteran karena kanker tersebut biasa hanya terjadi pada orang tua. 
Namun, Tuhan memang maha adil. Dengan segala upaya akhirnya orang tua nya, Gitta mendapatkan kesempatan untuk sembuh setelah bertahan selama 6 bulan melalui kemotrapi untuk membunuh sel - sel kanker yang menggerogoti tubuhnya.
 Sekali Kemotrapi, mampu merontokka semua rambut yang ada di tubuhnya, dan tubuh kecil Gitta harus menjalaninya hingga ..25 kali untuk bisa sembuh. 

Namun..., ketegaran Gitta dan semangatnya untuk terus bertahan hidup mampu membuatnya mengirup udara 6 bulan lebih lama. Dunia kedokteran pun dibuat tercengang atas keberhasilan tim dokter Indonesia memperlambat pertumbuhan sel kanker Ditta. Karena dalam beberapa kasus yang terjadi, kanker langka ini mampu merenggut nyawa hanya dalam hitungan hari. 
Ketika semua orang bersuka cita pada kesembuhan gitta, namun  rupanya kesempatan sembuh itu hanya sebuah kesempatan.
setelah 6 bulan.., kanker itu datang kembali dengan menjadi lebih ganas. Gitta pun pasrah melewatkan hidupnya dengan kanker yang semakin mengganas wajahnya hingga menyentuh paru parunya. 

Hebatnya, dengan wajah yang hampir menghilang dan menyerupai monster,  ia nekad ingin sekolah menyelesaikan pendidikannya. Hinaan bahkan cacian dari orang orang yang melihatnya tidak ia pedulikan. Dan, yang paling menyedihkan adalah ketika ujian kenaikan kelas disaat  tangannya tak mampu lagi bergerak hingga hidungnya mimisan mengeluarkan darah, dirinya masih ingin terus ujian dan lulus naik kelas. 
Tekadnya sekuat baja sampai - sampai ibu Megawati memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai siswa teladan.

Tapi.... kematian adalah sebuah kepastian. Tuhan mempunyai rencana lain dalam diri gadis itu. Membebaskannya dari rasa sakit yang dideritanya. 
Dan akhirnya,  setelah 3 tahun lamanya ia berperang melawan ganasnya kanker, Tuhan datang menjemputnya. 

Biografi Ditta ditulis ulang oleh Agnes Danovar dan diterbitkan oleh INANDRA PUBLISHED (menurut buku yang ane beli 3 tahun yang lalu). Kisah yang menyentuh ini merupakan sebuah inspirasi kehidupan. Bagaimana seorang gadis kecil mampu berjuang dengan begitu hebatnya, hingga di detik - detik kematiannya... ia dapat merampungkan Sebuat surat yang ditujukan kepada Tuhan dan kepada kita semua....
Insya Allah, kabarnya buku ini akan difilmkan oleh salah satu PH di Indonesia. Semoga filmnya mampu memberikan makna dan pesan yang sama seperti buku yang telah dibaca oleh jutaan orang di Indonesia. Amiiin.

0 komentar :

Posting Komentar